Minggu, 14 September 2025

Menjelajahi Keajaiban Candi Plaosan Kesegaran Mata Air Cokro dan Panorama Rawa Jombor

Menjelajahi Keajaiban Candi Plaosan Kesegaran Mata Air Cokro dan Panorama Rawa Jombor


Pagi ini sebuah rombongan kecil dari divisi logistik dan distribusi produsen Sari Roti yang tergabung dalam klub Roti Cepat membawa perjalanan wisata meninggalkan Rembang dengan semangat petualangan yang membuncah. Jalanan masih sepi, namun bayangan kompleks Candi Plaosan sudah menggoda rasa ingin tahu. Sesampainya di sana, riuh tawa dan kilauan kamera menyatu saat setiap langkah menapaki pelataran peninggalan nenek moyang tersebut. Minggu (14/09/2025).


Rombongan berhenti di dekat Candi Plaosan Lor, bangunan utama yang berdiri megah di ujung utara. Pilar-pilar batu dengan relief tokoh Buddha menari-nari di bawah bayang pohon beringin. Di sisi selatan, Candi Plaosan Kidul terlihat lebih mungil, namun sama anggunnya, seolah saudara kembar yang dipisahkan oleh waktu dan jalan raya. Sesi foto berubah menjadi momen hening ketika semua terpikat, detail ukiran dan relief pada dinding yang membawa kita menembus zaman. Puas berfoto ria seiring dengan canda dan tawa gembira akhirnya perjalanan dilanjutkan ke Obyek Wisata wahana air River Tubing Cokro 18.

Menurut pemaparan Ipunk dari Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community memaparkan bahwasanya Candi Plaosan berdiri pada sekitar abad ke-9 Masehi, Raja Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya memerintahkan pendirian Candi Plaosan tersebut sebagai wujud cinta dan keharmonisan dengan istrinya, Pramudyawardhani, putri Dinasti Syailendra yang memeluk agama Buddha. Meski keyakinan mereka berbeda, bangunan ini justru menjadi sebuah simbol toleransi

Raja Rakai Pikatan membangun Candi Plaosan untuk Pramudyawardhani sebagai monumen cinta yang melintasi batas agama. Kompleks terbagi menjadi Plaosan Lor yang lebih besar dan Plaosan Kidul yang lebih kecil serta dipisahkan oleh jalan raya. Ornamen pada dinding menampilkan relief dewa-dewa Hindu dan tokoh Buddha secara seimbang, mencerminkan sebuah kerukunan budaya pada masa lampau.

Candi Plaosan sendiri menyimpan nilai spiritual dan budaya tinggi. Setiap relief bercerita tentang keyakinan dan filosofi kuno, mengundang kita untuk merenung tentang toleransi dan persatuan. Di sekitarnya, masyarakat setempat menjaga tradisi ini serta merangkai upacara sekala kecil yang mengundang peziarah dari berbagai daerah.

Pungky selaku koordinator rombongan juga menambahkan,
“Selepas dari area Candi Plaosan 
Perjalanan kami berlanjut ke objek wisata mata air Cokro yang masih di sekitaran Klaten. Dengan suasana hening berbalut gemericik air jernih yang memantulkan sinar matahari. Airnya terasa dingin menyejukkan, menghapus penat setelah menikmati keagungan candi. Beberapa dari kami berani mencelupkan kaki, dan ikut bermain wahana River Tubing, sedangkan yang lain memilih menenangkan diri di gazebo bambu, memandangi dasar sungai yang beriak perlahan

Pertemuan antara sejarah dan alam di Candi Plaosan dan Mata Air Cokro membekas dalam ingatan, seolah relung-relung waktu dan rimbunnya pepohonan ikut bernyanyi bersama gemericik air yang menyejukkan jiwa. Setiap ukiran pada dinding candi menuturkan kisah masa lampau, kisah cinta, keberagaman, dan pencarian harmoni, sementara aliran jernih Mata Air Cokro guna merasakan kesegaran alam bak doa yang terlantun tanpa jeda. Melalui jejak batu purbakala yang kokoh menahan beban sejarah dan aliran air yang lembut sedikit deras telah menghapus lelah, kita diingatkan bahwa cinta dan harmoni bukan sekadar gagasan melainkan nilai abadi yang terpatri dalam wujud apapun, menuntun kita untuk selalu menjaga keseimbangan antara warisan nenek moyang dan keindahan alam.” imbuh Pungky

Lebih lanjut Pungky juga menyatakan bahwa dirinya dan rombongan mengaku puas menikmati wahana river tubing Cokro 18 dengan segala variasi medan dan trek jeramnya, ditambah lagi pesona Joglo Latar Tjokro yang kita nikmati sembari istirahat ishoma, rombongan kita pun kembali melanjutkan petualangan akhir, yakni guna menjelajah dan menikmati keindahan panorama rowo jombor di Klaten. Hingga saat senja tenggelam nanti rencananya tour satu hari ini akan diakhiri, dengan sejuta kesan yang mendalam tentang kecantikan alam di klaten.” papar Pungky koordinator rombongan roti cepat divisi Rembang Jawa Tengah.

Terakhir Ipunk dari pemandu wisata Ngangtilalicaraneturu Tour Guide Community menambahkan sebuah tips bagi para wisatawan yang ingin menikmati suasana dan panorama keindahan alam di Klaten serta sekitar. Untuk membuat perjalanan Anda lebih berkesan, pertimbangkan hal-hal berikut:
- Bawa air minum dan topi lebar untuk menghadapi terik sinar matahari.
- Datanglah pagi atau sore hari agar cahaya lembut menambah dramatisme foto.
- Jelajahi pasar tradisional terdekat untuk mencicipi jenang khas dan jajanan tempo dulu.
- Jangan ragu bertanya pada pemandu lokal tentang kisah-kisah rakyat di sekitar candi atau terkait sejarah dan segala hal tentang sungai dan mata air.

Akhirnya “Selamat merencanakan petualangan wisata selanjutnya, dan jangan ragu kontak team kami Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community guna memudahkan dan membantu Anda dalam memandu perjalanan wisata agar lebih berkesan dan tak terlupakan.” pungkas Ipunk dengan bersemangat, karena lelahnya terbayar oleh kepuasan wisatawan yang terpesona dan sangat menikmati Tour One Day trip ini.

( Pitut Saputra )

Artikel ini telah tayang di Merdekapostnews.top

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Workshop Kolaborasi Tanaman Pangan Alternatif Jali

Workshop Kolaborasi Tanaman Pangan Alternatif Jali  KLATEN- ngantilalicaraneturu.com Kesan pertama melihat bulir jali seringkali...