Senin, 15 September 2025

One Day Trip bersama Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community

One Day Trip bersama Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community

Pagi yang masih sepi menyambut rombongan kecil dari divisi logistik dan distribusi produsen Sari Roti di Rembang. Mereka berkumpul dengan semangat petualangan, membawa tas ransel ringan, botol air, dan derap harapan untuk mengeksplorasi Klaten dalam satu hari penuh. Jalan raya masih lengang ketika kendaraan melaju meninggalkan keramaian kota pesisir, sementara bayangan hijau persawahan dan pepohonan meneduhkan mata. Di antara tawa ringan dan obrolan hangat, suasana akrab tercipta, menandai awal perjalanan yang hendak dipenuhi cerita dan kenangan (14/09/2025).


Usai menempuh perjalanan darat sejauh puluhan kilometer, nuansa Candi Plaosan mulai terasa saat pilar-pilar batu purbakala muncul di kejauhan. Jalan setapak yang dipenuhi dedaunan kering seolah mengantar setiap langkah menuju gerbang utama kompleks. Langit cerah memantulkan cahaya lembut di atas atap candi, mempertegas keagungan struktur berusia lebih dari seribu tahun itu. Rombongan pun berhenti sejenak, menghela napas, lalu menyiapkan kamera untuk merekam detail relief dan ornamen yang tak pernah lekang oleh waktu.

Candi Plaosan Lor berdiri megah di sisi utara sebagai bangunan utama yang dominan. Pilar-pilar dengan relief tokoh Buddha menari di bawah bayang pohon beringin memberi kesan hidup pada batuan tegar. Tak jauh dari situ, Candi Plaosan Kidul tampil lebih mungil, namun memiliki aura yang tak kalah anggun, seolah saudara kembar yang dipisahkan oleh jalan raya. Tawa riang dan kilau lensa kamera bergantian menangkap momen, lalu hening menyergap saat keruwetan ukiran mengundang kekaguman mendalam.

Ipunk, pemandu dari Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community, berbagi sedikit kisah pada rombongan terkait sejarah singkat di balik bangunan ini. Menurutnya, Candi Plaosan dibangun sekitar abad ke-9 Masehi atas perintah Raja Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Monumen ini merupakan simbol cinta dan keharmonisan dengan Pramudyawardhani, putri Dinasti Syailendra yang memeluk agama Buddha. Keberadaan dua kubah utama, Plaosan Lor dan Plaosan Kidul, mencerminkan perpaduan budaya Hindu dan Budha di satu kompleks yang sakral.

Rombongan mendengarkan dengan seksama saat Ipunk menjelaskan tentang filosofi ornamen dinding candi. Relief dewa-dewa Hindu dan tokoh Buddha yang terangkai seimbang disana, dimana seakan merayakan toleransi yang melampaui perbedaan keyakinan. Batu-batu pura yang menumpuk rapi menjadi saksi bisu dialog antar iman di masa lalu. Bangunan ini tidak hanya monumen arsitektur, melainkan jejak sejarah tentang persatuan sebuah kerajaan yang mengedepankan harmoni budaya.

Tak hanya nilai sejarah, Candi Plaosan menyimpan dimensi spiritual yang kuat. Setiap relief menuturkan cerita para dewa, manusia, dan alam semesta dalam satu kesatuan. Masyarakat di sekitar kompleks masih rutin menggelar upacara kecil untuk menghormati leluhur dan memohon berkah. Angin yang berhembus membawa aroma dupa, seolah mengajak setiap pengunjung merenung tentang makna kasih dan kebersamaan lintas zaman.

Setelah puas menyusuri lorong batu purbakala, Pungky, koordinator rombongan, mengumumkan kelanjutan petualangan menuju Mata Air Cokro. Perjalanan singkat menembus perkampungan dan hamparan sawah memperlihatkan sisi natural Klaten yang menawan. Suasana hening berbalut gemericik air jernih menyambut saat mereka tiba di lokasi. Cahaya matahari menari di permukaan sungai, menciptakan kilau yang menyejukkan hati setelah menatap kemegahan candi.

Di River Care Cokro 18, keseruan dimulai dengan wahana river tubing menantang. Aliran sungai yang tenang di beberapa titik berubah menjadi jeram ringan, membuat adrenalin terpacu sambil tetap aman untuk pemula. Beberapa peserta berani menelusuri lintasan berkelok, sementara yang lain memilih bersantai di gazebo bambu di tepian. Gemericik air yang menabrak pelampung menimbulkan tawa lepas, menghapus penat dan memberi kebebasan sesaat jauh dari rutinitas.

Perpaduan nektar sejarah di Candi Plaosan serta kesegaran alam di Mata Air Cokro membentuk harmoni tak terlupakan. Setiap ukiran dinding bercerita tentang cinta, keberagaman, dan pencarian harmoni, sedangkan aliran air mendedahkan sisi lembut bumi yang menyembuhkan. Rombongan seolah dibawa menembus lorong waktu, dari kilau batu purbakala ke gemericik jernih yang mengalir tanpa henti, menjadikan satu kesatuan perjalanan yang melampaui sekadar wisata sehari.

Menjelang pukul 11 siang digelar istirahat ishoma di Joglo Latar Tjokro, tempat bernaung dengan nuansa tradisional Jawa yang syahdu. Atap joglo yang lebar meneduhkan, sembari menyajikan hidangan ringan khas Klaten soto seger, gorengan, dan jahe hangat. Percakapan hangat terjalin antar anggota rombongan, membahas detail relief candi, keseruan river tubing, dan rencana leg terakhir menuju Rowo Jombor.

Saat senja mulai menjelang, rombongan melanjutkan perjalanan ke Rowo Jombor, danau rawa yang pinggir tepiannya dipenuhi eceng gondok serta pepohonan bambu. Perahu kecil telah menanti, siap membawa mereka menyusuri kanal sempit. Suasana magis muncul kala langit jingga memantul di permukaan air, ditemani kicau burung dan irama riak ringan. Panorama ini menutup rangkaian One Day Trip dengan kecantikan alam yang menenangkan jiwa.

Sebelum official tour guide berpisah, Ipunk membagikan tips bagi wisatawan yang ingin menyempurnakan perjalanan di Klaten:

- Bawa air minum dan topi lebar untuk menghadapi terik sinar matahari.  
- Datanglah pada pagi atau sore hari agar cahaya lembut menambah dramatisme foto.  
- Jelajahi pasar tradisional terdekat untuk mencicipi jenang khas dan jajanan tempo dulu.  
- Jangan ragu bertanya pada pemandu lokal tentang kisah rakyat di sekitar candi, sejarah, sungai, dan mata air.

“Selamat merencanakan petualangan wisata selanjutnya, dan jangan ragu mengontak tim kami Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community untuk memudahkan perjalanan Anda agar lebih berkesan dan tak terlupakan,” tutup Ipunk penuh semangat. Di balik lelah perjalanan, kepuasan terpancar di wajah setiap wisatawan yang terpesona oleh keindahan warisan sejarah dan alam Klaten.

( Pitut Saputra )

Artikel ini telah tayang di Medium.com


Minggu, 14 September 2025

Menjelajahi Keajaiban Candi Plaosan Kesegaran Mata Air Cokro dan Panorama Rawa Jombor

Menjelajahi Keajaiban Candi Plaosan Kesegaran Mata Air Cokro dan Panorama Rawa Jombor


Pagi ini sebuah rombongan kecil dari divisi logistik dan distribusi produsen Sari Roti yang tergabung dalam klub Roti Cepat membawa perjalanan wisata meninggalkan Rembang dengan semangat petualangan yang membuncah. Jalanan masih sepi, namun bayangan kompleks Candi Plaosan sudah menggoda rasa ingin tahu. Sesampainya di sana, riuh tawa dan kilauan kamera menyatu saat setiap langkah menapaki pelataran peninggalan nenek moyang tersebut. Minggu (14/09/2025).


Rombongan berhenti di dekat Candi Plaosan Lor, bangunan utama yang berdiri megah di ujung utara. Pilar-pilar batu dengan relief tokoh Buddha menari-nari di bawah bayang pohon beringin. Di sisi selatan, Candi Plaosan Kidul terlihat lebih mungil, namun sama anggunnya, seolah saudara kembar yang dipisahkan oleh waktu dan jalan raya. Sesi foto berubah menjadi momen hening ketika semua terpikat, detail ukiran dan relief pada dinding yang membawa kita menembus zaman. Puas berfoto ria seiring dengan canda dan tawa gembira akhirnya perjalanan dilanjutkan ke Obyek Wisata wahana air River Tubing Cokro 18.

Menurut pemaparan Ipunk dari Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community memaparkan bahwasanya Candi Plaosan berdiri pada sekitar abad ke-9 Masehi, Raja Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya memerintahkan pendirian Candi Plaosan tersebut sebagai wujud cinta dan keharmonisan dengan istrinya, Pramudyawardhani, putri Dinasti Syailendra yang memeluk agama Buddha. Meski keyakinan mereka berbeda, bangunan ini justru menjadi sebuah simbol toleransi

Raja Rakai Pikatan membangun Candi Plaosan untuk Pramudyawardhani sebagai monumen cinta yang melintasi batas agama. Kompleks terbagi menjadi Plaosan Lor yang lebih besar dan Plaosan Kidul yang lebih kecil serta dipisahkan oleh jalan raya. Ornamen pada dinding menampilkan relief dewa-dewa Hindu dan tokoh Buddha secara seimbang, mencerminkan sebuah kerukunan budaya pada masa lampau.

Candi Plaosan sendiri menyimpan nilai spiritual dan budaya tinggi. Setiap relief bercerita tentang keyakinan dan filosofi kuno, mengundang kita untuk merenung tentang toleransi dan persatuan. Di sekitarnya, masyarakat setempat menjaga tradisi ini serta merangkai upacara sekala kecil yang mengundang peziarah dari berbagai daerah.

Pungky selaku koordinator rombongan juga menambahkan,
“Selepas dari area Candi Plaosan 
Perjalanan kami berlanjut ke objek wisata mata air Cokro yang masih di sekitaran Klaten. Dengan suasana hening berbalut gemericik air jernih yang memantulkan sinar matahari. Airnya terasa dingin menyejukkan, menghapus penat setelah menikmati keagungan candi. Beberapa dari kami berani mencelupkan kaki, dan ikut bermain wahana River Tubing, sedangkan yang lain memilih menenangkan diri di gazebo bambu, memandangi dasar sungai yang beriak perlahan

Pertemuan antara sejarah dan alam di Candi Plaosan dan Mata Air Cokro membekas dalam ingatan, seolah relung-relung waktu dan rimbunnya pepohonan ikut bernyanyi bersama gemericik air yang menyejukkan jiwa. Setiap ukiran pada dinding candi menuturkan kisah masa lampau, kisah cinta, keberagaman, dan pencarian harmoni, sementara aliran jernih Mata Air Cokro guna merasakan kesegaran alam bak doa yang terlantun tanpa jeda. Melalui jejak batu purbakala yang kokoh menahan beban sejarah dan aliran air yang lembut sedikit deras telah menghapus lelah, kita diingatkan bahwa cinta dan harmoni bukan sekadar gagasan melainkan nilai abadi yang terpatri dalam wujud apapun, menuntun kita untuk selalu menjaga keseimbangan antara warisan nenek moyang dan keindahan alam.” imbuh Pungky

Lebih lanjut Pungky juga menyatakan bahwa dirinya dan rombongan mengaku puas menikmati wahana river tubing Cokro 18 dengan segala variasi medan dan trek jeramnya, ditambah lagi pesona Joglo Latar Tjokro yang kita nikmati sembari istirahat ishoma, rombongan kita pun kembali melanjutkan petualangan akhir, yakni guna menjelajah dan menikmati keindahan panorama rowo jombor di Klaten. Hingga saat senja tenggelam nanti rencananya tour satu hari ini akan diakhiri, dengan sejuta kesan yang mendalam tentang kecantikan alam di klaten.” papar Pungky koordinator rombongan roti cepat divisi Rembang Jawa Tengah.

Terakhir Ipunk dari pemandu wisata Ngangtilalicaraneturu Tour Guide Community menambahkan sebuah tips bagi para wisatawan yang ingin menikmati suasana dan panorama keindahan alam di Klaten serta sekitar. Untuk membuat perjalanan Anda lebih berkesan, pertimbangkan hal-hal berikut:
- Bawa air minum dan topi lebar untuk menghadapi terik sinar matahari.
- Datanglah pagi atau sore hari agar cahaya lembut menambah dramatisme foto.
- Jelajahi pasar tradisional terdekat untuk mencicipi jenang khas dan jajanan tempo dulu.
- Jangan ragu bertanya pada pemandu lokal tentang kisah-kisah rakyat di sekitar candi atau terkait sejarah dan segala hal tentang sungai dan mata air.

Akhirnya “Selamat merencanakan petualangan wisata selanjutnya, dan jangan ragu kontak team kami Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community guna memudahkan dan membantu Anda dalam memandu perjalanan wisata agar lebih berkesan dan tak terlupakan.” pungkas Ipunk dengan bersemangat, karena lelahnya terbayar oleh kepuasan wisatawan yang terpesona dan sangat menikmati Tour One Day trip ini.

( Pitut Saputra )

Artikel ini telah tayang di Merdekapostnews.top

Kamis, 11 September 2025

Sri Kumbang Resto Oase Kuliner dengan Ambience Alam Pedesaan

Sri Kumbang Resto Oase Kuliner dengan Ambience Alam Pedesaan 

Resto Sri Kumbang berdiri anggun di tepi jalan penghubung Desa Sidowayah, Desa Wunut, dan Desa Janti, menyuguhkan harmoni alam yang menenangkan sebelum kita mencicipi sajian kuliner. Begitu memasuki area pelataran resto, udara segar pegunungan bercampur aroma tanah basah dan dedaunan hijau sekitar Umbul Kemanten langsung menyapa. Suara gemericik mata air dan desir daun bambu yang tertiup angin menciptakan atmosfer syahdu, seolah memanggil pelan untuk menepi, duduk sejenak, dan melongok kehidupan desa yang lestari (11/09/2025). 

Bangunan Resto Sri Kumbang dirancang ramah lingkungan, memadukan kayu jati hasil olahan lokal dengan aneka rupa pernak pernik joglo lawasan yang meneduhkan. Siang hari, sinar matahari menari di celah dedaunan, memantulkan siluet pepohonan di lantai terakota. Saat senja tiba, lampu temaram kuning keemasan menambah keintiman ruang makan berkonsep lesehan maupun meja kursi. Desainnya sederhana namun elegan khas teras pedesaan jawa, memberi kesan akrab tanpa kehilangan karakter klasik khas kampung.

Beranjak ke meja, kita disambut piring berisi sambal terasi goreng yang pedasnya menggigit. Rasa asam jeruk limau merangkai irama dengan aroma terasi yang sudah matang sempurna. Setangkup nasi putih hangat menambah kelanggengan momen santap saat bumbu meresap ke tiap butir nasi. Tiap suapan terasa tradisional namun tak meninggalkan sentuhan inovasi, paduan rempah pilihan membangkitkan memori masa kecil serasa di dapur nenek.

Tidak sekadar menjadi ruang makan, Sri Kumbang juga berperan sebagai pusat kuliner terintegrasi. Di bawah satu atap, pengunjung dapat menukik ke warung lesehan untuk menikmati menu berat, menginjak area cafe santai yang menyajikan kopi tubruk, sensasi makan sembari ketjeh bermain air dan berbagai minuman herbal, atau menelusuri kios jajanan pasar dengan kuliner tradisional dan camilan renyah. Gerai souvenir turut melengkapi, menawarkan berbagai snack oleh-oleh dan kerajinan cinderamata khas Klaten. Semua pilihan ini tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memperkaya pengalaman budaya.

Setiap hidangan di resto Sri Kumbang menonjolkan kearifan lokal. Ikan gurame bakar dibumbui bumbu kuning dengan bawang merah, bawang putih, dan kunyit segar. Olahan daging sate ayam yang dipotong tipis, tersaji dengan bumbu kacang kental, menghadirkan tekstur lembut dan rasa gurih manis yang seimbang. Ayam goreng, sup, salad buah, sayur kangkung, kikil kuah, dan aneka kuliner tradisional, menawarkan kesejukan kala lidah mulai terbakar sambal.

Aneka sayur rumahan dan bakmi Jawa yang khas, nasi goreng rempah, dan berbagai hidangan menu lengkap tersaji, tanpa meninggalkan cita rasa rempah Nusantara. Camilan renyah, dan aneka minuman mengundang tawa ringan saat berkumpul bersama rekan dan kerabat. Kesemuanya melebur dalam satu gigitan. Aneka sambal pendamping menjadi pelengkap yang dapat dipilih sesuai selera, menambah variasi rasa pedas namun segar.

Layanan di restoran ini terbilang memuaskan. Staf dengan cekatan menawarkan aneka menu, ramah menyapa, memenuhi kebutuhan. Pelayanan cepat meski akhir pekan, ketika animo pengunjung memuncak. Pramusaji sangat memahami menu, mampu menjelaskan setiap bahan dan rempah dengan percaya diri. Sigap membantu tamu memilih menu berdasarkan tingkat kepedasan atau preferensi rasa.

Meski ramai, kebersihan area terap terjaga. Meja dan kursi dibersihkan secara berkala, sedangkan area lesehan dilengkapi tikar anyaman bersih dan harum. Toilet berstandar minimalis lengkap dengan air jernih mata air segar, wadah sabun cair, dan cermin besar, memudahkan pengunjung yang datang dari perjalanan jauh untuk menyegarkan diri sebelum atau sesudah bersantap.

Area luar resto menampilkan taman mini lengkap dengan kolam renang anak, lincak bambu dan gazebo. Cocok bagi keluarga maupun pasangan muda yang ingin sekadar bersantai. Anak-anak dapat berlarian, berinteraksi dengan aneka burung lokal, menikmati terapi ikan dan berenang di kolam renang Bagus Tirta serta Umbul Kemanten. Suasana desa yang asri terpancar lewat anyaman bambu di dinding berikut lampu klasik khas jawa, mengundang nostalgia sekaligus ketenangan.

Menu di Resto Sri Kumbang tergolong murah. Seporsi ikan nila bakar atau lele goreng dibanderol dengan harga ramah di kantong, Untuk kopi serta minuman herbal, tersedia aneka varian. Sementara souvenir dan oleh-oleh, juga dihadirkan dengan pilihan terjangkau bagi wisatawan serta penikmat budaya.

Daya tarik Sri Kumbang terletak pada keseimbangan antara keaslian rasa dan pengalaman menyeluruh. Tidak sekadar makan, tetapi meresapi cerita di balik setiap bahan, menghargai tangan-tangan petani lokal, dan menikmati kearifan budaya Klaten. Resto ini menjadi oase bagi mereka yang rindu cita rasa kampung di tengah pesatnya arus modernisasi.

Bagi penyuka fotografi, sudut-sudut Sri Kumbang menawarkan background alami yang instagramable, rak bambu berisi anyaman, pintu kayu berukir, deretan lampion di lorong menuju dapur terbuka. Cahayanya lembut, ideal untuk menangkap momen kebersamaan keluarga atau potret perfilman suasana desa.

Dengan segala kelebihan, suasana alami, menu tradisional yang inovatif, pelayanan prima, Resto Sri Kumbang berhasil menjadi salah satu destinasi kuliner wajib di Klaten. Siapa pun yang merindukan harmoni alam dan kenangan masa kecil, tempat ini adalah titik temu sempurna antara gastronomy dan kearifan lokal.

Rencanakan kunjungan Anda ke Resto Sri Kumbang pada akhir pekan ini. Rasakan sendiri sensasi sambal terasi yang membara, nikmati santai lesehan sambil menatap pepohonan dan bening air Umbul Kemanten, serta pulang dengan penuh kepuasan berikut sematan cerita kuliner yang hangat menjalar di hati. Selamat menikmati perjalanan rasa di Resto Sri Kumbang.

( Fx Winanto / Ipunk )

Artikel ini telah di Kompasiana.com

Kamis, 04 September 2025

Denyut Olahraga di Gedung Badminton Desa Tjokro

Denyut Olahraga di Gedung Badminton Desa Tjokro

KLATEN-ngantilalicaraneturu.com
Diantara gemerlap keramaian pariwisata Desa Tjokro, terdapat sebuah ruang sederhana yang menyimpan denyut olahraga sekaligus keakraban antar sesama. Gedung Badminton SDN 1 Cokro bukan sekadar lapangan dengan penerangan cahaya lampu, melainkan oase kebugaran untuk warga desa yang haus gerak dan pertemanan. Di sela riuhnya pedagang kaki lima dan UMKM serta kemeriahan atraksi budaya pariwisata, bangunan ini mengundang siapapun, dari pelajar hingga pekerja, untuk menyentuh raket, mengejar kok, dan membiarkan keringat menyiram semangat kolektif di lapangan hijau imitasi (03/09/2025).

Fasilitas milik kelurahan Desa Tjokro ini dikelola individu yang akrab disapa Kembar, dimana selalu menebarkan wajah ramahnya pada setiap pengunjung di sekitar gedung. Sejak sore menjelang petang, pintu bangunan telah terbuka, lampu neon menyala, menandakan pintu energi baru terbuka. Kembar siap menyambut tamu dengan senyum hangat, memastikan keranjang kok terisi, jala net kokoh terpasang, dan kerlip cahaya yang menuntun para atlet dadakan memasuki arena tanpa hambatan. Di samping Kembar, istrinya, Putri, memegang kendali kantin, melengkapi ritme sore dengan aroma kopi, jajanan hangat, dan atmosfer kekeluargaan.

Kembar dan Putri menjalankan kerjasama bak duet yang berpadu, saling menguatkan. Ketika raket terkepal, paru-paru terbuka, dan otot berkontraksi di lapangan, Putri menyediakan nasi bungkus, mie goreng, atau sekadar air mineral dingin. Persediaan stok olahraga, kok, selalu tersedia, mencegah siapa pun terhalang oleh terbatasnya peralatan. Pada momen tertentu, pemandangan sederhana kantin berubah menjadi ruang diskusi kecil, tawa gemas tentang smash ke lapangan kosong, celoteh tentang rencana kerja bakti desa, hingga curhat ringan seputar urusan sekolah atau tetangga.

Rabu malam menjadi semacam tradisi tak tertulis di Gedung Badminton SDN 1 Cokro. Tim olahragawan Rivermoon datang dengan formasi lengkap, beberapa karyawan hadir untuk absen olahraga, banyak juga pendatang baru, untuk berlatih intensif dan sparing. Suara raket memukul kok bergantian, gemuruh langkah menyalip langkah, meresap dalam kesunyian malam. Kehadiran rekan-rekan Rivermoon bukan hanya soal teknik dan stamina, mereka memancing antusiasme warga lokal. Warga yang semula ragu mengangkat raket, tiba-tiba terdorong menjejakkan kaki ke atas garis batas lapangan dan mulai ikut bertanding, karena menyaksikan kolega mereka memperagakan backhand mematikan.

Pada Sabtu malam, suasana kian cair. Booking mendadak sering terjadi ketika warga desa pulang kerja ingin melepas penat sebelum Sabtu malam bergulir. Lapangan yang mulanya kosong di rentang hari biasa, seketika ramai. Warna jersey berpadu, bawaan tas jinjing berisi sepatu dan kok bertebaran di lorong kecil, menandakan kerinduan pada semangat kolektif permainan. Bahkan mereka yang berasal dari desa tetangga tak segan menempuh jalan berdebu semata-mata untuk merasakan getar persaingan sehat di arena Gedung Badminton Tjokro.

Di hari-hari libur atau siang yang sepi jadwal, gedung tak pernah terkunci sepenuhnya. Fasilitas ini membuka peluang bagi siapapun, pelajar yang sakit hati karena kalah turnamen catur, petani yang ingin mengalihkan pikiran sejenak, kakek-kakek yang rindu mengayunkan kok, untuk masuk dan bermain. Keikutsertaan lintas usia inilah yang menjadikan Gedung Badminton SDN 1 Cokro menjadi unik, olahraga bukan monopoli kelompok tertentu, melainkan wadah interaksi antar generasi. Terjalin di sana kehangatan ketika kakek menasehati anak kecil soal teknik grip, atau sebaliknya.

Meski berstatus fasilitas kelurahan, biaya sewa gedung super terjangkau, tiga puluh ribu rupiah per sesi dan bermain sepuasnya. Harga ini dirancang agar tidak mematikan semangat, melainkan mengundang sebanyak mungkin hati yang haus gerak. Dengan tarif segitu, satu keluarga, ayah, ibu, anak, bisa berburu keringat bersama tanpa memikirkan beban biaya. Kembar memaparkan bahwa tujuan utamanya bukan mencari keuntungan besar, melainkan menciptakan ruang inklusif, siapapun, dari kalangan mana pun, dapat merasakan manfaat olahraga dan kebersamaan.

Seiring waktu, Gedung Badminton SDN 1 Cokro menyerap lebih dari sekadar kok dan raket, ia merangkul cerita-cerita kecil yang terus bergulir. Ada siswi SMA yang menemukan disiplin baru setelah rutin berlatih, lalu memperbaiki nilai raport. Seorang tukang bakso yang dulunya hobi berburu pelanggan pun jadi tertarik memanfaatkan jeda selepas kerja untuk berolahraga dan menginspirasinya untuk merancang menu baru. Ada juga bapak-bapak pensiunan yang kembali bugar, dan berbagi resep sehat sambil terus menyambar kok dengan gesit.

Lebih dari lapangan, tempat ini menjadi “markas” sosial. Saat antri di kantin, obrolan seputar turnamen antar desa, perkembangan infrastruktur, hingga isu terkini desa mengalir deras. Warga saling bertukar informasi, di mana ada proyek jalan, siapa yang butuh relawan, kapan jadwal gotong royong balai desa dijadwalkan. Akhirnya, Gedung Badminton ini turut memperkuat jaringan sosial, merajutkan simpul-simpul komunitas yang sebelumnya tersekat ruang matriarch-patriarch dan urusan keseharian.

Tak kalah penting, gedung badminton malam hari memancarkan cahaya harapan. Bagi pemuda yang rentan terjerumus pada tawuran atau kebiasaan negatif, arena ini menawarkan alternatif, berlomba dalam sportivitas, mengasah strategi, serta merajut persahabatan antar tim. Kembar mengaku sering menolak permintaan untuk menutup gedung terlalu awal, karena ia melihat betapa pentingnya lampu-lampu neon tak hanya menerangi lapangan, tetapi juga menerangi jalan hidup pemuda desa.

Menjelang tutup, biasanya jam sebelas malam, bangku plastik di pinggir lapangan dipenuhi cerita penutup. Sepasang remaja merencanakan turnamen informal, komunitas pemuda desa berembuk soal laga amal untuk dana panti asuhan, sementara Kembar dan Putri menyusun laporan harian, jumlah tamu, peralatan yang perlu diperbaiki, dan stok kantin yang harus diisi ulang. Dengan semangat kolaboratif, satu hari yang dimulai dari pukul tiga sore berakhir dengan rasa syukur atas kebersamaan dan pergerakan.

Bayangan wisatawan yang sekadar lewat di Jalan Desa Tjokro mungkin tidak menyadari denyut kehidupan di balik gerbang sederhana itu. Namun, bagi warga setempat, Gedung Badminton SDN 1 Cokro telah melahirkan cerita-cerita kecil yang beresonansi, tentang kesehatan tubuh, persaudaraan tanpa batas usia, wadah aspirasi, dan transformasi komunitas. Di ujung cerita, sebuah lapangan bulu tangkis menjadi saksi bahwa di tengah hingar bingar pariwisata, tersimpan oase kebugaran yang merangkul setiap insan untuk bermain, berkeringat, dan tumbuh bersama.

( Ipunk )

Artikel ini telah tayang di kompasiana



Selasa, 02 September 2025

Mie Cuan: Dari Kedai Kecil di Polanharjo hingga Ekspansi Luar Daerah

Mie Cuan: Dari Kedai Kecil di Polanharjo hingga Ekspansi Luar Daerah


KLATEN-ngantilalicaraneturu.com
Mie Cuan lahir dari sebuah kedai mungil di jantung Pusur, Karanglo, Polanharjo. Pemiliknya memulai usaha ini dengan modal sederhana, mengandalkan resep mie khas yang memadukan cita rasa pedas dan manis. Dalam waktu singkat, aroma mie berwarna menggoda ini berhasil menarik perhatian para pelajar dan muda-mudi di sekitar maupun pengunjung dari luar daerah. Keunikan racikan bumbu dan kualitas bahan baku lokal menjadi kunci utama yang membuat Mie Cuan mudah diterima lidah pelanggan serta terus dicari meski banyak pesaing serupa bermunculan (02/09/2025).

Meskipun berdiri di sekitar area kawasan wisata yang ramai deretan kuliner, kedai ini menawarkan suasana hangat dengan bangku dan meja sederhana. Desain interior yang minimalis justru menonjolkan kesan akrab dan ramah. Di setiap sudut, terpajang foto menu favorit para pelanggan setia, mulai dari kentang goreng hingga mie dan beragam camilan, hal tersebut merupakan upaya mengakrabkan produk dengan pelanggan dan menandai keberhasilan Mie Cuan menciptakan ikatan emosional dengan para penggemarnya. Suara riuh tawa penikmat mie serta aroma kaldu yang mengepul kian mengundang rasa penasaran setiap pengunjung yang melintas.  

Menu andalan di Mie Cuan adalah “Mie Jagoan” dan “Mie Pendekar”, keduanya dibanderol Rp10.000 per porsi. Mie Jagoan memadukan sensasi pedas manis, dimana saus cabai pilihan disertai gula palem menciptakan harmoni rasa. Sementara Mie Pendekar hadir dengan nuansa pedas gurih asin yang lebih mendalam, berkat tambahan kaldunya yang dimasak lama bersama rempah. Dua varian ini nyaris selalu habis terjual sebelum makan malam, sekaligus menjadi magnet utama mengapa kedai ini selalu ramai saat jam istirahat sekolah pelajar.  

Tak hanya menu mie, Mie Cuan juga menyajikan aneka gorengan lezat sebagai teman santap. Ayam Rambutan dan Ayam Keju masing-masing dijual seharga Rp 9.000, menawarkan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam. Kentang Goreng serta Pangsit Goreng seharga Rp 9.000 juga tak kalah laris, apalagi ketika disantap bersama saus rahasia. Pilihan lauk pendamping ini memberi alternatif bagi pelanggan yang ingin mengganti atau menambah porsi mie, sehingga setiap kunjungan terasa variatif dan memuaskan.  

Pilihan minuman di Mie Cuan pun beragam, mulai dari aneka teh dingin, Tea Orange, Lychee Tea, Milk Tea, Vanilla Latte, hingga minuman coklat kekinian seperti Es Coklat, Milo, Red Velvet, dan Taro. Dua menu spesial es buah, Es Naga Merah dan Es Tropical, menjadi favorit saat cuaca panas. Harga minuman berkisar antara Rp5.000 hingga Rp12.000, menyesuaikan jenis dan ukuran gelas. Keberagaman menu ini melengkapi pengalaman bersantap, memberi kesegaran sekaligus menemani sensasi pedas di lidah.  

Untuk memudahkan pelanggan di luar Polanharjo, kedai Mie Cuan juga bekerja sama dengan berbagai aplikasi ojek online. Layanan pesan antar ini efektif menjangkau penggemar dari Polanharjo, Klaten, hingga Surakarta. Dalam sehari, ratusan porsi mie dan gorengan dikirim ke alamat konsumen, memanfaatkan armada driver yang siap di sudut kota. Sistem online order memberi kelonggaran waktu bagi pelajar, pekerja, atau keluarga yang sibuk tanpa harus datang langsung ke Kedai Mie Cuan. 

Keberhasilan Mie Cuan bertahan di tengah lesunya usaha kuliner sejenis tidak lepas dari strategi harga terjangkau dan konsistensi rasa. Setiap porsi mie tetap dijual dengan harga ramah kantong, namun kualitas bahan dan takaran bumbu tidak pernah diabaikan. Kedai ini juga rutin mengadakan promo bundling dan diskon khusus untuk pelanggan setia, sehingga loyalitas terbangun. Kolaborasi dengan komunitas pelajar lokal hingga grup kerja kantoran turut memperkuat posisi Mie Cuan sebagai primadona kuliner terjangkau.  


Menurut Ipunk dari Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community, rekan dekat orang tua pemilik Mie Cuan, kini restoran ini tengah merencanakan diversifikasi menu ke bidang seafood. Rencana tersebut dilatarbelakangi keinginan untuk menarik segmen pelanggan yang menyukai hidangan laut segar. Menu seafood seperti cumi goreng tepung, udang bumbu pedas, dan kerang rebus santan diharapkan siap diluncurkan setelah area khusus penyajiannya di lantai dua rampung dikerjakan. Ipunk menegaskan, inovasi ini tidak sekadar menambah daftar hidangan, tetapi juga memanfaatkan jaringan nelayan lokal untuk kualitas lebih maksimal.  

Langkah ekspansi Mie Cuan tidak berhenti di diversifikasi menu. Ipunk menyebut bahwa manajemen kedai tengah menggodok rencana pembukaan cabang di Semarang dan Pedan, Klaten. Dua kota strategis ini dipilih karena kedekatan budaya kuliner dan potensi pasar pelajar serta karyawan kantoran yang tinggi. Studi kelayakan telah dilakukan, termasuk pemetaan lokasi strategis di area sekitar kampus dan pusat perkantoran. Jika lancar, unit pertama di Semarang akan diresmikan pada kuartal pertama tahun depan.  

Selain penambahan menu dan cabang baru, Mie Cuan berencana memperluas kapasitas kedai induk dengan menambah lantai dua. Di lantai baru ini, area semi-outdoor akan disulap menjadi tempat khusus menyantap menu seafood. Desainnya mengusung konsep lawasan klasik minimalis dengan ventilasi luas view pedesaan serta aroma menu laut yang terasa segar dan tak membuat pengunjung gerah. Investasi pembangunan diprediksi selesai dalam enam bulan, diiringi kampanye promosi bertajuk “Dua Lantai, Dua Ragam Rasa.”  

Dengan modal kreativitas, ketekunan, dan dukungan komunitas, Mie Cuan bercita-cita menjadi ikon kuliner multiplatform di Klaten. Variasi mie pedasnya yang melegenda, jajanan pendamping yang menggoda, hingga menu seafood yang tengah dipersiapkan diyakini akan memperkuat daya tarik. Konsistensi menjaga kualitas dan merangkul pelanggan melalui inovasi layanan online menjadi fondasi yang kokoh. Bagi pecinta kuliner, perjalanan Mie Cuan dari kedai kecil hingga jaringan regional patut diikuti sebagai bukti bagaimana visi lokal dapat tumbuh melampaui batas wilayah.

( Pitut Saputra )

Artikel ini telah tayang di Metropaginews.com 
Kedai Mie Cuan

Senin, 01 September 2025

Kunjungan Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community ke Workshop Kayu Reworewo Unique

Kunjungan Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community ke Workshop Kayu Reworewo Unique


SUKOHARJO-ngantilalicaraneturu.com
Hari ini tim pemandu wisata Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community kembali mengunjungi Reworewo Unique, sebuah workshop ukir kayu di Bulakan, Sukoharjo. Lokasinya berada di pinggiran Kali Dengkeng yang menjadi anak sungai Bengawan Solo. Kunjungan kali ini berfokus pada pemesanan dempel Gebyok Ukir pesanan salah satu anggota komunitas, Ipunk. Selain meninjau proses kreatif, tim juga ingin memastikan kualitas pengerjaan sesuai harapan (01/09/2025).

Kedatangan rombongan ini memiliki dua misi utama, pertama, memonitor proses pembuatan Gebyok Ukir pesanan Ipunk. Kedua, melihat langsung kondisi para pengrajin dan kelancaran alur produksi di Reworewo Unique. Ipunk berharap agar pesanan khususnya dapat rampung sesuai tenggat waktu. Di sisi lain, jaringan komunitas tour guide ini juga ingin menjalin sinergi lebih erat dengan pelaku usaha kerajinan lokal di sekitar.

Reworewo Unique didirikan oleh Aris, seorang pengrajin kayu berpengalaman yang menekuni ukir jati tradisional sejak belasan tahun silam. Workshop ini terletak strategis di Bulakan, memanfaatkan pasokan kayu jati kualitas tinggi dari sekitar Solo Raya. Aris mempekerjakan beberapa pengrajin terampil yang bekerja langsung di workshop maupun yang tersebar di sekitar, berdasarkan spesialisasi ukiran. Semangat komunitas dan kebanggaan tradisi leluhur menjadi jiwa utama setiap karya yang dihasilkan di sini.

Pembuatan Gebyok Ukir ini melibatkan beberapa tahap utama. Pertama, perancangan motif dan pengukuran dimensi sesuai permintaan klien. Kedua, pemotongan kayu jati, lalu perataan menggunakan mesin dan penajaman permukaan. Ketiga, tahap pengukiran manual oleh pengrajin berpengalaman menggunakan pahat tradisional. Terakhir, pengamplasan, pewarnaan, dan pelapisan lak untuk melindungi serat kayu. Aris memprediksi Gebyok Ukir pesanan Ipunk rampung sekitar bulan Desember mendatang.

Permintaan Ipunk memang sedikit berbeda dari gebyok pada umumnya. Ia menginginkan motif custom berupa logo peace dan lidah menjulur, terinspirasi oleh band favoritnya, Slank dan The Rolling Stones. Logo ini dipadukan dengan ornamen tradisional Jawa untuk menciptakan harmoni antara tradisi dan modernitas. Aris menyambut baik ide tersebut dan menegaskan bahwa timnya mampu mewujudkan desain unik tanpa mengurangi nilai estetika klasik. Kolaborasi ini diharapkan menghasilkan karya yang segar namun tetap menghormati warisan leluhur.

Rencana pemasangan gebyok di kediaman Ipunk ditargetkan sebelum akhirnya Desember telah usai. Baik Aris maupun tim Ngantilalicaraneturu tour guide community sepakat agar sebelum Natal tiba, gebyok sudah terpasang rapi. Tujuannya, memberi kejutan bagi keluarga dan kerabat yang akan melakukan silaturahmi saat perayaan. Dengan begitu, momen Natal di rumah Ipunk akan semakin istimewa. Kesan pertama tamu akan semakin kuat dengan kehadiran ukiran bergaya tradisi-modern itu.

Selain pesanan utama Ipunk, Reworewo Unique juga tengah menjalankan proyek untuk dua klien lokal lainnya. Arifin, Ketua Bumdes Tjokro, yang memesan Gebyok Ukir dan Joglo Limasan untuk di rumahnya. Sementara itu, Heru Budi Santosa, Kepala Desa Tjokro, juga memesan Gebyok Ukir berukuran sedang guna melengkapi kediamannya. Secara umum, pengerjaan kedua pesanan ini sudah mencapai 50 persen. Aris memastikan setiap fase produksi tetap diawasi ketat untuk menjaga konsistensi kualitas.

Reworewo Unique telah lama dikenal dengan ukiran kayu jati yang kokoh dan detail. Para pengrajin di workshop ini terbiasa menangani pesanan rumit, mulai dari relief cerita rakyat hingga interpretasi modern. Bahan baku dipilih ketat, tidak hanya kayu jati tua yang memiliki serat padat dan tahan lama, namun juga melayani kayu mix atau campuran. Proses pewarnaan dan finishing pun menggunakan teknik tradisional, sehingga ergensi warna alami tetap terjaga. Hal ini membuat setiap karya Reworewo Unique mudah dikenali di antara produk sejenis.

Satu lagi proyek berskala besar yang tengah berjalan adalah pembuatan joglo berukuran luas atas permintaan seorang pengusaha di Magelang. Desainnya mencakup pilar ukiran rumit, atap limasan ganda, dan panel Gebyok Ukir sebagai aksen dinding. Tim Reworewo Unique sedang merampungkan tahap perakitan struktur dasar dan persiapan ornamen ukiran. Walaupun membutuhkan waktu lebih lama, Aris optimis dapat menyerahkannya tepat jadwal. Proyek ini sekaligus meneguhkan reputasi workshop di kancah regional.

Banyaknya pesanan sekaligus tentu menimbulkan tantangan tersendiri bagi Reworewo Unique. Aris harus membagi tugas dengan matang antara pemotongan kayu, pengukiran, dan finishing. Ia memanfaatkan pengalaman bertahun-tahun untuk memanajemen waktu produksi secara efisien. Setiap hari, Aris menggelar rapat singkat dengan kepala tim untuk mengevaluasi progress. Fleksibilitas jadwal juga diterapkan agar pengerjaan satu dan pesanan tidak mengganggu pesanan lain.

Di tengah kondisi industri ukiran kayu yang sempat lesu, Aris justru bersyukur bertubi-tubi mendapatkan order. Ia melihat ini sebagai amanah untuk memberdayakan pengrajin dan tenaga kerja lokal. Reworewo Unique tak menutup peluang menerima pesanan baru meski harus antre. Aris menegaskan bahwa komitmen pada kualitas dan tenggat waktu sesuai kesepakatan akan tetap dipegang teguh. Semangat optimisme ini menular kepada seluruh tim, menciptakan atmosfer kerja yang produktif.

Kunjungan komunitas Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community ke Reworewo Unique kali ini memperlihatkan kekuatan sinergi antara tour guide community dan pengrajin lokal. Melalui pemantauan langsung, para pelaku wisata semakin yakin dapat mendukung ekosistem pariwisata berbasis kerajinan tangan. Gebyok Ukir custom Ipunk menjadi contoh kolaborasi mulus antara keinginan modern dan estetika tradisional. Dengan target rampung sebelum Natal, harapan besar bertumpu pada kejutan manis di hari raya. Semoga kerja keras ini membuka peluang order baru dari getok tular yang ada dan kemitraan lebih luas di masa depan.

Bagi siapa pun yang berminat memesan Gebyok Ukir, Gazebo, Limasan, atau Joglo, Reworewo Unique siap menerima pesanan. Meski antre, klien tak perlu khawatir karena jadwal pengerjaan diatur terukur. Pengalaman Aris dalam memanajemen berbagai proyek ukiran memastikan setiap kesepakatan tenggat waktu terpenuhi. Hubungi team Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community di kontak website www.ngantilalicaraneturu.com guna pemesanan yang akan langsung menghubungkan klien dan berkoordinasi dengan tim Reworewo Unique untuk diskusi desain dan estimasi harga. Mari terus dukung kerajinan lokal agar warisan budaya terus hidup dan berkembang.

( Pitut Saputra )

Artikel ini telah tayang di Merdekapostnews.top 

Workshop Kolaborasi Tanaman Pangan Alternatif Jali

Workshop Kolaborasi Tanaman Pangan Alternatif Jali  KLATEN- ngantilalicaraneturu.com Kesan pertama melihat bulir jali seringkali...