Minggu, 28 September 2025

Healing Perawat Puskesmas Jakenan Menemukan Energi Baru di OMAC Cokro

Healing Perawat Puskesmas Jakenan Menemukan Energi Baru di OMAC Cokro

Rombongan perawat UPTD Puskesmas Jakenan Pati melakukan perjalanan healing ke kawasan wisata Cokro, Klaten, pada Sabtu akhir bulan. Kunjungan itu memadukan permainan air beradrenalin, renang di mata air sebening kaca, dan santap kuliner tradisional, menghasilkan pengalaman pemulihan yang menyentuh fisik dan batin. Kejernihan umbul OMAC dan lintasan Cokro River Tubing menjadi pangkalan utama bagi rombongan yang mencari jeda dari rutinitas dan beban tugas penjaga kesehatan (27/09/2025)

Rangkaian Kegiatan wisata

Perjalanan dimulai sejak subuh dari Pati dan tiba sekitar pukul 10. Setelah sambutan hangat oleh komunitas pemandu Ngantilalicaraneturu, rombongan sempat menikmati keindahan mata air OMAC yang airnya menyerupai kaca sebelum bergabung pada kloter kedua river tubing. Aktivitas river tubing di Cokro menyajikan lima spot medan curam yang menantang dengan cekungan, arus deras, arus putar, dan jeram-jeram yang memacu adrenalin. Setelah sensasi arung yang memacu tawa dan teriakan, rombongan beralih ke umbul untuk berenang santai dan berfoto, lalu menutup hari dengan makan siang serta gathering di Semego Resto yang arsitekturnya menyerupai kapal pesiar.

Sensasi Healing dan Ikatan Sosial

Pengalaman air di Cokro tidak hanya soal adrenalin. Kombinasi aktivitas fisik dan interaksi kelompok menciptakan efek restoratif yang konkret. River tubing memberi ruang pelepasan stres melalui tawa bersama dan kerja tim menghadapi aliran, sedangkan renang di OMAC memberikan ketenangan sensory melalui kontak langsung dengan air jernih. Perawat melaporkan perasaan rileks, keterikatan kolegial yang meningkat, dan energi emosional yang terisi ulang. Kegiatan ini mempertegas bahwa healing untuk tenaga kesehatan efektif bila berbentuk gabungan rekreasi, olahraga ringan, dan kesempatan berbagi cerita.

Peran Pemandu Lokal dan Manajemen Keselamatan

Pemandu wisata seperti Pitut Saputra memegang peran kunci dalam menjaga alur kunjungan tetap aman dan teratur. Manajemen kloter yang disiplin memastikan kapasitas maksimal setiap batch tidak terlampaui, sehingga keselamatan menjadi prioritas utama. Pemandu memberi pengarahan teknis, mengawasi titik-titik jeram, dan memastikan peralatan keselamatan dipakai dengan benar. Pengelolaan yang baik dan komunikasi antar-tim mengubah potensi risiko menjadi pengalaman terkendali yang tetap memberi sensasi. Peningkatan fasilitas sederhana berupa papan informasi, tempat sampah memadai, dan penanda jalur akan menambah kenyamanan tanpa merusak ekosistem.

Konservasi, Etika Kunjungan, dan Pendidikan Singkat

Kunjungan rombongan menyoroti keseimbangan antara pariwisata dan pelestarian sumber daya air. Pemandu lokal tidak sekadar mengarahkan wisatawan di trek, tetapi juga mengedukasi singkat tentang sejarah sungai Pusur, etika kunjungan, dan pentingnya menjaga kebersihan mata air. Protokol sederhana yang diajarkan kepada pengunjung, seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan menghormati habitat tebing dan pepohonan di sepanjang trek menjadi kunci menjaga kejernihan OMAC untuk generasi mendatang. Kesadaran kolektif antara pengelola, pemandu, dan wisatawan menjadi modal utama untuk keberlanjutan destinasi.

Dampak Ekonomi Lokal

Kunjungan rombongan memberi efek ekonomi langsung bagi pelaku usaha setempat. Warung makan, penjual jajanan tradisional, pemandu, dan pengelola wahana merasakan peningkatan transaksi sepanjang hari. Kehadiran rombongan besar seperti perawat dari Pati membuka peluang pasar berulang bila pengalaman terasa aman, ramah, dan memuaskan. Pengembangan paket healing terjadwal untuk tenaga kesehatan atau kelompok institusi dapat menjadi sumber pendapatan stabil bagi desa wisata, asalkan dikombinasikan dengan protokol keselamatan dan standar pelayanan yang konsisten.

Harapan dan Rekomendasi

Kunjungan ini menunjukkan potensi Cokro dan OMAC sebagai destinasi yang menggabungkan rekreasi, terapi alam, dan penguatan ikatan sosial. Rekomendasi praktis meliputi penataan jalur kloter yang lebih efisien, pemasangan papan informasi edukatif, penambahan fasilitas sanitasi, dan program pelatihan lanjutan bagi pemandu lokal untuk standar keselamatan yang lebih tinggi. Kolaborasi berkelanjutan antara komunitas pemandu, pelaku usaha lokal, dan pemerintah daerah akan memperkuat peran kawasan ini sebagai ikon wisata Klaten yang memberi manfaat ekonomi sekaligus konservasi lingkungan.

Pada akhirnya, rombongan perawat UPTD Puskesmas Jakenan Pati pulang membawa energi baru, cerita bersama, dan foto-foto yang menandai keberhasilan agenda healing. Pengalaman ini memperlihatkan bahwa ketika pariwisata dipandu dengan etika, manajemen, dan partisipasi komunitas lokal, alam bukan hanya objek rekreasi tetapi juga ruang pemulihan yang memberikan napas bagi kehidupan masyarakat sekitar. Cokro dan OMAC tetap memanggil mereka yang ingin mengisi ulang tenaga melalui air, alam, dan kebersamaan.

( FX Winanto / Ipunk )

Artikel ini telah tayang di 

Sabtu, 27 September 2025

Keindahan Mata Air OMAC Cokro dan Cokro River Tubing

Keindahan Mata Air OMAC Cokro dan Cokro River Tubing


Keindahan pesona wisata cokro dengan sungai dan mata air beningnya berikut view pemandangan alam asri di sekitarnya seakan menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan dan menjadikan kawasan sekitar Cokro menjadi salah satu destinasi favorit unggulan di kota klaten kota yang dikenal dengan julukan kota seribu mata air dan candi, pesona Jawa Tengah tersebut kini kian bersinar di setiap weekend atau akhir bulan (27/09/2025).

Hari ini team pemandu Ngantilalicaranecturu Tour guide community menerima rombongan tamu dari Perawat UPTD Puskesmas Jakenan Pati yang Healing Ke Cokro. Mereka sengaja hadir guna melihat langsung eksotisme Cokro dan sekitar serta menjajal berbagai wahana wisata air serta kuliner yang ada.

Ipunk tour leader pemandu dari Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community sedari pagi sudah bersiap bersama team guna menyambut rombongan. Dan akan memandu membawanya menjelajah pesona destinasi wisata Cokro dan sekitar. Menjajal aneka wahana permainan air serta memperkenalkan sekilas terkait sejarah sungai berikut object-object wisata yang ada di sekitar kali Pusur Cokro Klaten.

Rombongan yang berangkat dari Pati Jawa Tengah sekitar subuh pagi tadi sampai di lokasi tepat pada sekitar pukul 10 siang, selanjutnya setelah pertemuan dengan team ngantilalicaraneturu tour guide community rombongan langsung masuk object wisata Mata Air OMAC Cokro sejenak menikmati keindahan pesona bening mata air sembari menunggu jadwal trip river tubing bersama Cokro River Tubing pada kloter kedua.

Ipunk pemandu wisata Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community pada awak media mengatakan “Sebenarnya rombongan ini dijadwalkan bisa meluncur river tubing pada trip kloter pertama, namun karena keterlambatan akibat suasana jalan yang sedikit macet di akhir pekan maka akhirnya datang kesiangan, dan terpaksa ikut di jalur trek kloter kedua, karena setiap kloter maksimal 100 peserta.” terangnya

Pada trek Cokro River Tubing ini para peserta rombongan setidaknya akan menghadapi 5 spot Medan curam yang menantang adrenalin, ada cekungan, arus deras, arus putar dan jeram-jeram menantang yang membuat sedikit adrenalin naik, namun dibalik itu ada sensasi sendiri yang memaksa setiap peserta rombongan akan selalu terkenang dan rindu bermain river Tubing lagi pada liburan mendatang.

Agung salah seorang koordinator rombongan mengatakan Dirinya dan rombongan sangat puas menikmati healing kali ini, setelah puas bermain river Tubing rombongan kita kemudian diarahkan guna menjajal pesona wisata lain yakni berenang di sungai sebening kaca umbul OMAC serta terakhir menikmati wisata kuliner penganan khas tradisional daerah sekitar. Terima kasih pak Ipunk dan team Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community yang sudah ramah menyambut dan melayani sebaik mungkin, sehingga liburan kami, kali ini terasa lebih berkesan, pungkasnya

Objek wisata Mata Air OMAC menjadi sorotan karena kejernihan airnya yang menyerupai kaca dan kawasan umbul yang tertata rapi memberi ruang aman bagi pengunjung yang ingin berenang santai atau berfoto.

Sementara Cokro River Tubing menawarkan pengalaman berbeda berupa aliran sungai yang bervariasi, jeram menantang, dan pemandangan tebing serta hutan kecil di sepanjang trek sehingga cocok bagi mereka yang mencari sensasi dan keterkaitan langsung dengan alam.

Ipunk menegaskan pentingnya manajemen kloter dan keselamatan sehingga wisatawan mendapat pengalaman yang aman dan teratur.

Agung menambahkan bahwa kombinasi healing, permainan air, dan makanan tradisional membuat kunjungan ini bernilai restoratif dan sosial, terutama bagi rombongan perawat yang membutuhkan ruang pemulihan setelah tugas.

Pemandu lokal seperti Ipunk dan komunitasnya memegang peran penting dalam membangun pengalaman wisata yang berkelanjutan, memberi informasi tentang sejarah sungai Pusur, dan menjaga etika kunjungan agar alam tetap lestari.

Kunjungan rombongan Perawat UPTD Puskesmas Jakenan Pati ke Cokro menegaskan potensi kawasan ini sebagai tujuan wisata yang mampu menggabungkan rekreasi, terapi alam, dan penguatan kebersamaan. Dengan pengelolaan yang cermat dan partisipasi aktif komunitas pemandu lokal, OMAC dan Cokro River Tubing berpeluang menjadi ikon wisata Kabupaten Klaten yang membawa manfaat ekonomi dan konservasi lingkungan

Ipunk berharap kunjungan seperti ini menjadi contoh perjalanan wisata yang bertanggung jawab, memprioritaskan keselamatan peserta, dan mempromosikan pelestarian mata air. Menurutnya, peningkatan fasilitas sederhana seperti papan informasi, tempat sampah yang memadai, serta jalur penanda akan meningkatkan kenyamanan pengunjung tanpa merusak ekosistem

Agung menyoroti nilai pemulihan psikologis dari aktivitas air dan interaksi sosial dalam rombongan. Ia menyebut pengalaman river tubing memberikan ruang tawa bersama, mengurangi stres pekerjaan, dan mempererat solidaritas antar rekan kerja sehingga efek healing bukan hanya fisik tapi juga emosional

Secara ekonomi, kunjungan rombongan membawa manfaat langsung bagi pelaku usaha lokal. Warung makan, penjual jajanan tradisional, serta pemandu lokal merasakan peningkatan transaksi saat rombongan beristirahat dan berburu kuliner khas

Pengelola destinasi diharapkan terus berkolaborasi dengan komunitas para pemandu untuk menyusun protokol keselamatan, jadwal kloter yang efisien, serta program edukasi singkat tentang menjaga mata air agar generasi mendatang masih dapat menikmati kejernihan mata air OMAC Cokro.

Rombongan Perawat UPTD Puskesmas Jakenan Pati pulang membawa cerita, foto, dan kenangan segar. Ipunk dan Agung berharap kunjungan ini menjadi awal rutinisasi program healing bagi tenaga kesehatan, sekaligus panggilan bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk memelihara aset alam yang memberi napas bagi kehidupan lokal. Keindahan Cokro dan OMAC terus memanggil mereka yang ingin menyambung kembali energi melalui air, alam, dan kebersamaan. 


Pada akhirnya kunjungan ini meninggalkan jejak positif untuk masa depan wisata. Dan siap menanti pengunjung berikutnya yang ingin merasakan sensasi serupa yang tak terlupakan.

( Pitut Saputra )

Artikel ini telah tayang di Merdekapostnwws.com

Senin, 15 September 2025

One Day Trip bersama Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community

One Day Trip bersama Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community

Pagi yang masih sepi menyambut rombongan kecil dari divisi logistik dan distribusi produsen Sari Roti di Rembang. Mereka berkumpul dengan semangat petualangan, membawa tas ransel ringan, botol air, dan derap harapan untuk mengeksplorasi Klaten dalam satu hari penuh. Jalan raya masih lengang ketika kendaraan melaju meninggalkan keramaian kota pesisir, sementara bayangan hijau persawahan dan pepohonan meneduhkan mata. Di antara tawa ringan dan obrolan hangat, suasana akrab tercipta, menandai awal perjalanan yang hendak dipenuhi cerita dan kenangan (14/09/2025).


Usai menempuh perjalanan darat sejauh puluhan kilometer, nuansa Candi Plaosan mulai terasa saat pilar-pilar batu purbakala muncul di kejauhan. Jalan setapak yang dipenuhi dedaunan kering seolah mengantar setiap langkah menuju gerbang utama kompleks. Langit cerah memantulkan cahaya lembut di atas atap candi, mempertegas keagungan struktur berusia lebih dari seribu tahun itu. Rombongan pun berhenti sejenak, menghela napas, lalu menyiapkan kamera untuk merekam detail relief dan ornamen yang tak pernah lekang oleh waktu.

Candi Plaosan Lor berdiri megah di sisi utara sebagai bangunan utama yang dominan. Pilar-pilar dengan relief tokoh Buddha menari di bawah bayang pohon beringin memberi kesan hidup pada batuan tegar. Tak jauh dari situ, Candi Plaosan Kidul tampil lebih mungil, namun memiliki aura yang tak kalah anggun, seolah saudara kembar yang dipisahkan oleh jalan raya. Tawa riang dan kilau lensa kamera bergantian menangkap momen, lalu hening menyergap saat keruwetan ukiran mengundang kekaguman mendalam.

Ipunk, pemandu dari Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community, berbagi sedikit kisah pada rombongan terkait sejarah singkat di balik bangunan ini. Menurutnya, Candi Plaosan dibangun sekitar abad ke-9 Masehi atas perintah Raja Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Monumen ini merupakan simbol cinta dan keharmonisan dengan Pramudyawardhani, putri Dinasti Syailendra yang memeluk agama Buddha. Keberadaan dua kubah utama, Plaosan Lor dan Plaosan Kidul, mencerminkan perpaduan budaya Hindu dan Budha di satu kompleks yang sakral.

Rombongan mendengarkan dengan seksama saat Ipunk menjelaskan tentang filosofi ornamen dinding candi. Relief dewa-dewa Hindu dan tokoh Buddha yang terangkai seimbang disana, dimana seakan merayakan toleransi yang melampaui perbedaan keyakinan. Batu-batu pura yang menumpuk rapi menjadi saksi bisu dialog antar iman di masa lalu. Bangunan ini tidak hanya monumen arsitektur, melainkan jejak sejarah tentang persatuan sebuah kerajaan yang mengedepankan harmoni budaya.

Tak hanya nilai sejarah, Candi Plaosan menyimpan dimensi spiritual yang kuat. Setiap relief menuturkan cerita para dewa, manusia, dan alam semesta dalam satu kesatuan. Masyarakat di sekitar kompleks masih rutin menggelar upacara kecil untuk menghormati leluhur dan memohon berkah. Angin yang berhembus membawa aroma dupa, seolah mengajak setiap pengunjung merenung tentang makna kasih dan kebersamaan lintas zaman.

Setelah puas menyusuri lorong batu purbakala, Pungky, koordinator rombongan, mengumumkan kelanjutan petualangan menuju Mata Air Cokro. Perjalanan singkat menembus perkampungan dan hamparan sawah memperlihatkan sisi natural Klaten yang menawan. Suasana hening berbalut gemericik air jernih menyambut saat mereka tiba di lokasi. Cahaya matahari menari di permukaan sungai, menciptakan kilau yang menyejukkan hati setelah menatap kemegahan candi.

Di River Care Cokro 18, keseruan dimulai dengan wahana river tubing menantang. Aliran sungai yang tenang di beberapa titik berubah menjadi jeram ringan, membuat adrenalin terpacu sambil tetap aman untuk pemula. Beberapa peserta berani menelusuri lintasan berkelok, sementara yang lain memilih bersantai di gazebo bambu di tepian. Gemericik air yang menabrak pelampung menimbulkan tawa lepas, menghapus penat dan memberi kebebasan sesaat jauh dari rutinitas.

Perpaduan nektar sejarah di Candi Plaosan serta kesegaran alam di Mata Air Cokro membentuk harmoni tak terlupakan. Setiap ukiran dinding bercerita tentang cinta, keberagaman, dan pencarian harmoni, sedangkan aliran air mendedahkan sisi lembut bumi yang menyembuhkan. Rombongan seolah dibawa menembus lorong waktu, dari kilau batu purbakala ke gemericik jernih yang mengalir tanpa henti, menjadikan satu kesatuan perjalanan yang melampaui sekadar wisata sehari.

Menjelang pukul 11 siang digelar istirahat ishoma di Joglo Latar Tjokro, tempat bernaung dengan nuansa tradisional Jawa yang syahdu. Atap joglo yang lebar meneduhkan, sembari menyajikan hidangan ringan khas Klaten soto seger, gorengan, dan jahe hangat. Percakapan hangat terjalin antar anggota rombongan, membahas detail relief candi, keseruan river tubing, dan rencana leg terakhir menuju Rowo Jombor.

Saat senja mulai menjelang, rombongan melanjutkan perjalanan ke Rowo Jombor, danau rawa yang pinggir tepiannya dipenuhi eceng gondok serta pepohonan bambu. Perahu kecil telah menanti, siap membawa mereka menyusuri kanal sempit. Suasana magis muncul kala langit jingga memantul di permukaan air, ditemani kicau burung dan irama riak ringan. Panorama ini menutup rangkaian One Day Trip dengan kecantikan alam yang menenangkan jiwa.

Sebelum official tour guide berpisah, Ipunk membagikan tips bagi wisatawan yang ingin menyempurnakan perjalanan di Klaten:

- Bawa air minum dan topi lebar untuk menghadapi terik sinar matahari.  
- Datanglah pada pagi atau sore hari agar cahaya lembut menambah dramatisme foto.  
- Jelajahi pasar tradisional terdekat untuk mencicipi jenang khas dan jajanan tempo dulu.  
- Jangan ragu bertanya pada pemandu lokal tentang kisah rakyat di sekitar candi, sejarah, sungai, dan mata air.

“Selamat merencanakan petualangan wisata selanjutnya, dan jangan ragu mengontak tim kami Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community untuk memudahkan perjalanan Anda agar lebih berkesan dan tak terlupakan,” tutup Ipunk penuh semangat. Di balik lelah perjalanan, kepuasan terpancar di wajah setiap wisatawan yang terpesona oleh keindahan warisan sejarah dan alam Klaten.

( Pitut Saputra )

Artikel ini telah tayang di Medium.com


Minggu, 14 September 2025

Menjelajahi Keajaiban Candi Plaosan Kesegaran Mata Air Cokro dan Panorama Rawa Jombor

Menjelajahi Keajaiban Candi Plaosan Kesegaran Mata Air Cokro dan Panorama Rawa Jombor


Pagi ini sebuah rombongan kecil dari divisi logistik dan distribusi produsen Sari Roti yang tergabung dalam klub Roti Cepat membawa perjalanan wisata meninggalkan Rembang dengan semangat petualangan yang membuncah. Jalanan masih sepi, namun bayangan kompleks Candi Plaosan sudah menggoda rasa ingin tahu. Sesampainya di sana, riuh tawa dan kilauan kamera menyatu saat setiap langkah menapaki pelataran peninggalan nenek moyang tersebut. Minggu (14/09/2025).


Rombongan berhenti di dekat Candi Plaosan Lor, bangunan utama yang berdiri megah di ujung utara. Pilar-pilar batu dengan relief tokoh Buddha menari-nari di bawah bayang pohon beringin. Di sisi selatan, Candi Plaosan Kidul terlihat lebih mungil, namun sama anggunnya, seolah saudara kembar yang dipisahkan oleh waktu dan jalan raya. Sesi foto berubah menjadi momen hening ketika semua terpikat, detail ukiran dan relief pada dinding yang membawa kita menembus zaman. Puas berfoto ria seiring dengan canda dan tawa gembira akhirnya perjalanan dilanjutkan ke Obyek Wisata wahana air River Tubing Cokro 18.

Menurut pemaparan Ipunk dari Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community memaparkan bahwasanya Candi Plaosan berdiri pada sekitar abad ke-9 Masehi, Raja Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya memerintahkan pendirian Candi Plaosan tersebut sebagai wujud cinta dan keharmonisan dengan istrinya, Pramudyawardhani, putri Dinasti Syailendra yang memeluk agama Buddha. Meski keyakinan mereka berbeda, bangunan ini justru menjadi sebuah simbol toleransi

Raja Rakai Pikatan membangun Candi Plaosan untuk Pramudyawardhani sebagai monumen cinta yang melintasi batas agama. Kompleks terbagi menjadi Plaosan Lor yang lebih besar dan Plaosan Kidul yang lebih kecil serta dipisahkan oleh jalan raya. Ornamen pada dinding menampilkan relief dewa-dewa Hindu dan tokoh Buddha secara seimbang, mencerminkan sebuah kerukunan budaya pada masa lampau.

Candi Plaosan sendiri menyimpan nilai spiritual dan budaya tinggi. Setiap relief bercerita tentang keyakinan dan filosofi kuno, mengundang kita untuk merenung tentang toleransi dan persatuan. Di sekitarnya, masyarakat setempat menjaga tradisi ini serta merangkai upacara sekala kecil yang mengundang peziarah dari berbagai daerah.

Pungky selaku koordinator rombongan juga menambahkan,
“Selepas dari area Candi Plaosan 
Perjalanan kami berlanjut ke objek wisata mata air Cokro yang masih di sekitaran Klaten. Dengan suasana hening berbalut gemericik air jernih yang memantulkan sinar matahari. Airnya terasa dingin menyejukkan, menghapus penat setelah menikmati keagungan candi. Beberapa dari kami berani mencelupkan kaki, dan ikut bermain wahana River Tubing, sedangkan yang lain memilih menenangkan diri di gazebo bambu, memandangi dasar sungai yang beriak perlahan

Pertemuan antara sejarah dan alam di Candi Plaosan dan Mata Air Cokro membekas dalam ingatan, seolah relung-relung waktu dan rimbunnya pepohonan ikut bernyanyi bersama gemericik air yang menyejukkan jiwa. Setiap ukiran pada dinding candi menuturkan kisah masa lampau, kisah cinta, keberagaman, dan pencarian harmoni, sementara aliran jernih Mata Air Cokro guna merasakan kesegaran alam bak doa yang terlantun tanpa jeda. Melalui jejak batu purbakala yang kokoh menahan beban sejarah dan aliran air yang lembut sedikit deras telah menghapus lelah, kita diingatkan bahwa cinta dan harmoni bukan sekadar gagasan melainkan nilai abadi yang terpatri dalam wujud apapun, menuntun kita untuk selalu menjaga keseimbangan antara warisan nenek moyang dan keindahan alam.” imbuh Pungky

Lebih lanjut Pungky juga menyatakan bahwa dirinya dan rombongan mengaku puas menikmati wahana river tubing Cokro 18 dengan segala variasi medan dan trek jeramnya, ditambah lagi pesona Joglo Latar Tjokro yang kita nikmati sembari istirahat ishoma, rombongan kita pun kembali melanjutkan petualangan akhir, yakni guna menjelajah dan menikmati keindahan panorama rowo jombor di Klaten. Hingga saat senja tenggelam nanti rencananya tour satu hari ini akan diakhiri, dengan sejuta kesan yang mendalam tentang kecantikan alam di klaten.” papar Pungky koordinator rombongan roti cepat divisi Rembang Jawa Tengah.

Terakhir Ipunk dari pemandu wisata Ngangtilalicaraneturu Tour Guide Community menambahkan sebuah tips bagi para wisatawan yang ingin menikmati suasana dan panorama keindahan alam di Klaten serta sekitar. Untuk membuat perjalanan Anda lebih berkesan, pertimbangkan hal-hal berikut:
- Bawa air minum dan topi lebar untuk menghadapi terik sinar matahari.
- Datanglah pagi atau sore hari agar cahaya lembut menambah dramatisme foto.
- Jelajahi pasar tradisional terdekat untuk mencicipi jenang khas dan jajanan tempo dulu.
- Jangan ragu bertanya pada pemandu lokal tentang kisah-kisah rakyat di sekitar candi atau terkait sejarah dan segala hal tentang sungai dan mata air.

Akhirnya “Selamat merencanakan petualangan wisata selanjutnya, dan jangan ragu kontak team kami Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community guna memudahkan dan membantu Anda dalam memandu perjalanan wisata agar lebih berkesan dan tak terlupakan.” pungkas Ipunk dengan bersemangat, karena lelahnya terbayar oleh kepuasan wisatawan yang terpesona dan sangat menikmati Tour One Day trip ini.

( Pitut Saputra )

Artikel ini telah tayang di Merdekapostnews.top

Kamis, 11 September 2025

Sri Kumbang Resto Oase Kuliner dengan Ambience Alam Pedesaan

Sri Kumbang Resto Oase Kuliner dengan Ambience Alam Pedesaan 

Resto Sri Kumbang berdiri anggun di tepi jalan penghubung Desa Sidowayah, Desa Wunut, dan Desa Janti, menyuguhkan harmoni alam yang menenangkan sebelum kita mencicipi sajian kuliner. Begitu memasuki area pelataran resto, udara segar pegunungan bercampur aroma tanah basah dan dedaunan hijau sekitar Umbul Kemanten langsung menyapa. Suara gemericik mata air dan desir daun bambu yang tertiup angin menciptakan atmosfer syahdu, seolah memanggil pelan untuk menepi, duduk sejenak, dan melongok kehidupan desa yang lestari (11/09/2025). 

Bangunan Resto Sri Kumbang dirancang ramah lingkungan, memadukan kayu jati hasil olahan lokal dengan aneka rupa pernak pernik joglo lawasan yang meneduhkan. Siang hari, sinar matahari menari di celah dedaunan, memantulkan siluet pepohonan di lantai terakota. Saat senja tiba, lampu temaram kuning keemasan menambah keintiman ruang makan berkonsep lesehan maupun meja kursi. Desainnya sederhana namun elegan khas teras pedesaan jawa, memberi kesan akrab tanpa kehilangan karakter klasik khas kampung.

Beranjak ke meja, kita disambut piring berisi sambal terasi goreng yang pedasnya menggigit. Rasa asam jeruk limau merangkai irama dengan aroma terasi yang sudah matang sempurna. Setangkup nasi putih hangat menambah kelanggengan momen santap saat bumbu meresap ke tiap butir nasi. Tiap suapan terasa tradisional namun tak meninggalkan sentuhan inovasi, paduan rempah pilihan membangkitkan memori masa kecil serasa di dapur nenek.

Tidak sekadar menjadi ruang makan, Sri Kumbang juga berperan sebagai pusat kuliner terintegrasi. Di bawah satu atap, pengunjung dapat menukik ke warung lesehan untuk menikmati menu berat, menginjak area cafe santai yang menyajikan kopi tubruk, sensasi makan sembari ketjeh bermain air dan berbagai minuman herbal, atau menelusuri kios jajanan pasar dengan kuliner tradisional dan camilan renyah. Gerai souvenir turut melengkapi, menawarkan berbagai snack oleh-oleh dan kerajinan cinderamata khas Klaten. Semua pilihan ini tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memperkaya pengalaman budaya.

Setiap hidangan di resto Sri Kumbang menonjolkan kearifan lokal. Ikan gurame bakar dibumbui bumbu kuning dengan bawang merah, bawang putih, dan kunyit segar. Olahan daging sate ayam yang dipotong tipis, tersaji dengan bumbu kacang kental, menghadirkan tekstur lembut dan rasa gurih manis yang seimbang. Ayam goreng, sup, salad buah, sayur kangkung, kikil kuah, dan aneka kuliner tradisional, menawarkan kesejukan kala lidah mulai terbakar sambal.

Aneka sayur rumahan dan bakmi Jawa yang khas, nasi goreng rempah, dan berbagai hidangan menu lengkap tersaji, tanpa meninggalkan cita rasa rempah Nusantara. Camilan renyah, dan aneka minuman mengundang tawa ringan saat berkumpul bersama rekan dan kerabat. Kesemuanya melebur dalam satu gigitan. Aneka sambal pendamping menjadi pelengkap yang dapat dipilih sesuai selera, menambah variasi rasa pedas namun segar.

Layanan di restoran ini terbilang memuaskan. Staf dengan cekatan menawarkan aneka menu, ramah menyapa, memenuhi kebutuhan. Pelayanan cepat meski akhir pekan, ketika animo pengunjung memuncak. Pramusaji sangat memahami menu, mampu menjelaskan setiap bahan dan rempah dengan percaya diri. Sigap membantu tamu memilih menu berdasarkan tingkat kepedasan atau preferensi rasa.

Meski ramai, kebersihan area terap terjaga. Meja dan kursi dibersihkan secara berkala, sedangkan area lesehan dilengkapi tikar anyaman bersih dan harum. Toilet berstandar minimalis lengkap dengan air jernih mata air segar, wadah sabun cair, dan cermin besar, memudahkan pengunjung yang datang dari perjalanan jauh untuk menyegarkan diri sebelum atau sesudah bersantap.

Area luar resto menampilkan taman mini lengkap dengan kolam renang anak, lincak bambu dan gazebo. Cocok bagi keluarga maupun pasangan muda yang ingin sekadar bersantai. Anak-anak dapat berlarian, berinteraksi dengan aneka burung lokal, menikmati terapi ikan dan berenang di kolam renang Bagus Tirta serta Umbul Kemanten. Suasana desa yang asri terpancar lewat anyaman bambu di dinding berikut lampu klasik khas jawa, mengundang nostalgia sekaligus ketenangan.

Menu di Resto Sri Kumbang tergolong murah. Seporsi ikan nila bakar atau lele goreng dibanderol dengan harga ramah di kantong, Untuk kopi serta minuman herbal, tersedia aneka varian. Sementara souvenir dan oleh-oleh, juga dihadirkan dengan pilihan terjangkau bagi wisatawan serta penikmat budaya.

Daya tarik Sri Kumbang terletak pada keseimbangan antara keaslian rasa dan pengalaman menyeluruh. Tidak sekadar makan, tetapi meresapi cerita di balik setiap bahan, menghargai tangan-tangan petani lokal, dan menikmati kearifan budaya Klaten. Resto ini menjadi oase bagi mereka yang rindu cita rasa kampung di tengah pesatnya arus modernisasi.

Bagi penyuka fotografi, sudut-sudut Sri Kumbang menawarkan background alami yang instagramable, rak bambu berisi anyaman, pintu kayu berukir, deretan lampion di lorong menuju dapur terbuka. Cahayanya lembut, ideal untuk menangkap momen kebersamaan keluarga atau potret perfilman suasana desa.

Dengan segala kelebihan, suasana alami, menu tradisional yang inovatif, pelayanan prima, Resto Sri Kumbang berhasil menjadi salah satu destinasi kuliner wajib di Klaten. Siapa pun yang merindukan harmoni alam dan kenangan masa kecil, tempat ini adalah titik temu sempurna antara gastronomy dan kearifan lokal.

Rencanakan kunjungan Anda ke Resto Sri Kumbang pada akhir pekan ini. Rasakan sendiri sensasi sambal terasi yang membara, nikmati santai lesehan sambil menatap pepohonan dan bening air Umbul Kemanten, serta pulang dengan penuh kepuasan berikut sematan cerita kuliner yang hangat menjalar di hati. Selamat menikmati perjalanan rasa di Resto Sri Kumbang.

( Fx Winanto / Ipunk )

Artikel ini telah di Kompasiana.com

Workshop Kolaborasi Tanaman Pangan Alternatif Jali

Workshop Kolaborasi Tanaman Pangan Alternatif Jali  KLATEN- ngantilalicaraneturu.com Kesan pertama melihat bulir jali seringkali...